Select Page

Selasa (19/11/2024), Aula Gedung B11 Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang (FT UM) dipadati oleh ratusan mahasiswa dari Departemen Teknik Elektro dan Informatika (DTEI) yang hadir dalam Seminar Nasional Kewirausahaan bertema “Empowering Technopreneurship for Z Generation”. Kegiatan yang berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB ini menghadirkan dua narasumber inspiratif: Arvendo Mahardika, Pemimpin Redaksi AboutMalang sekaligus CEO Birudeun Creative, dan Roofi Anggara, pemilik usaha kuliner terkenal, Es Teler Sempat Sayang.

Arvendo membuka sesi dengan materi berjudul “Hidup dengan Startup: 3 Babak”. Ia menjelaskan perjalanan berwirausaha yang terdiri dari tiga fase utama: mendirikan, mempertahankan, dan mengembangkan. Menurutnya, fase pertama membutuhkan modal berupa uang, barang, dan intelektualitas. Di fase kedua, tantangan utama adalah menjaga keberlanjutan usaha melalui inovasi bisnis, manajemen keuangan yang sehat, pengelolaan SDM, strategi pemasaran efektif, dan pemanfaatan teknologi. Pada fase pengembangan, penting untuk memahami teknik pitching—strategi menyampaikan ide bisnis kepada investor. Arvendo menutup paparannya dengan pesan penuh semangat: “Jangan menunda untuk berwirausaha. Temukan passion-mu, mulai dari hal kecil, dan terus berkembang.”

Sementara itu, Roofi Anggara, pemateri kedua yang sekaligus seorang influencer ini membagikan kisah inspiratif di balik kesuksesan mereknya, Es Teler Sempat Sayang. Ia mengulas bagaimana ide kreatif dan penguasaan media sosial, seperti TikTok dan Instagram, berperan besar dalam memasarkan produknya. Roofi juga memberikan tips menarik untuk meningkatkan engagement dan jumlah pengikut di media sosial, seperti konsistensi dalam konten, memahami tren, dan berkomunikasi dengan audiens secara personal.

Pada sesi tanya jawab, seorang mahasiswa bertanya tentang bagaimana cara mengatasi kegagalan di awal memulai usaha. Arvendo, narasumber yang saat ini sedang menempuh program magister ini menanggapi, “Kegagalan adalah bagian dari proses belajar. Jangan takut gagal, tapi pelajari setiap kesalahan yang terjadi. Ubah kegagalan menjadi strategi untuk langkah berikutnya.”

Salah satu peserta, Salsabila Rizki, mengungkapkan kesannya terhadap seminar ini. “Dari seminar ini, saya jadi lebih paham bahwa berwirausaha bukan hanya soal keuntungan, tapi juga tentang bagaimana kita menciptakan solusi bagi masyarakat. Saya merasa lebih percaya diri untuk memulai usaha sendiri dan siap memanfaatkan media sosial dengan lebih optimal,” ungkapnya dengan antusias.

Seminar ini sejalan dengan tren gaya hidup Gen Z yang dikenal adaptif terhadap teknologi, kreatif, dan bercita-cita menjadi changemakers. Kewirausahaan berbasis teknologi, seperti yang dibahas oleh para narasumber, relevan dengan kebutuhan generasi ini untuk menciptakan peluang kerja dan memanfaatkan digitalisasi. Selain itu, seminar ini mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals), khususnya tujuan ke-8 (Decent Work and Economic Growth) dan ke-17 (Partnerships for the Goals). Melalui pelatihan kewirausahaan dan pembentukan jejaring yang kuat, mahasiswa didorong untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.

Dengan semangat dan wawasan yang telah dibagikan, seminar ini diharapkan menjadi titik awal bagi mahasiswa untuk menciptakan inovasi dan solusi yang berdampak, sekaligus memperkuat ekosistem kewirausahaan di Indonesia.